Sabtu, 19 November 2011

KAMUS KECIL BIN

Oleh : Edy Suyono, S.Pd.

Ambigu: bermakna ganda lebih dari Satu./ kabur
Artikulasi: lafal atau pengucapan kata.
Amanat: pesan yang disampaikan oleh pengarang dalam membawakan cerita.
Alur: urutan cerita dalam sebuah dongeng /rangkaian peristiwa yang membangun cerita.
Alur tunggal: cerita yang hanya memiliki satu garis pengembang cerita.
Alur ganda: alur cerita memiliki lebih dari satu garis pengembangan cerita.
Alur Maju: penceritaan rangkaian peristiwa dari peristiwa yang paling awal sampai peristiwa yang terakhir.
Alur mundur: penceritaan rangkaian peristiwa dari peristiwa yang paling akhir kemudian berbalik ke peristiwa yang paling awal.
Antisipasi: perhitungan tentang hal-hal yang akan atau belum terjadi.
Aktor: adalah pemain laki-laki dalam sinetron.
Artis: adalah bintang film atau sinetron, bisa untuk menyebut pemain film laki-laki dan wanita.
Amanat: peran moral yang disampaikan pengarang lewat cerita.
Antonim: kata yang berlawanan hitam>babu>pelayan
Biografi: riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Buku Harian: buku yang berisi catatan penting yang sifatnya pribadi dengan tujuan untuk merekam kejadian sehari-hari baik yang menyenangkan mengharukan,atau menyedihkan.
Bahasa: Figuratif/lambing atau tidak secara langsung .
Cerpen: karangan pendek yang berbentuk, prosa mengisahkan sebagai kehidupan yang penuh dengan pertikaian baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.
Ciri-Ciri Cerpen: ceritanya fiktif tetapi terkait dengan kehidupan sebenarnya.
*Cerita terfokus pada satu aspek.
*menceritakan pada hal penting.
*mapu menimbulkan pesan.
Cara Menulis Buku Harian:
*jenis peristiwa
*tempat terjadinya peristiwa
*waktu terjadinya peristiwa.
*cara menyikapinya.
Diskripsi: karangan yg bersifat melukiskan/menggambarkan dengan teliti dan sehidup-hidupnya agar pembaca seolah-olah dapat mendengar,merasakan dan menikmatinya.
*Pagi itu agak mendung….
Diskusi: Pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalan.
Diksi: adalah pilihan kata yang digunakan untuk menulis puisi atau teks sastra lainya.
Desainer: adalah orang yang merancang model pakaian dan sebagainya.
Ekspresif: tepat/mampu memberikan /mengungkapkan gambaran,maksud,gagasan,dan perasaan.
Ekstrakurikuler: berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum,seperti latihan kepemimpinan.
Eksposisi: memaparkan suatu maslah agar pembaca memperoleh informasi yang jelas.
Fabel: cerita yang menggambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan oleh binatang.
Film seri: adalah film dengan tokoh-tokoh utama yang sama tetapi dengan cerita-cerita yang berbeda.
Film horor: adalah film yang mengisahkan cerita-cerita yang menyeramkan.
Film dokumenter: adalah dokomentasi dalam bentuk film mengenai sesuatu peristiwa bersejarah atau suatu aspek seni budaya yang mempunyai makna khusus agar dapat menjadi alat penerangan dan alat pendidikan.
Figuran: tokoh tambahan dalam sebuah cerita dan tidak memengaruhi jalannya cerita.
Foto grafer: adalah tukang potret; juru foto.
Gestur: gerakan-gerakan tubuh yang dinamakan dalam bercerita.
Gurindam: pantun yang terdiri 12 baris.
Homonim: adalah kata yang sama lafal dan ejaannya, tetapi berbeda maknanya karena berasal dari sumber yang berlainan.
Contoh, Sayur dalam basi itu sudah basi (Basi berarti)
a. Mangkuk besar
b. Berbau tidak sedap, atau masam
Homofon: adalah kata yang sama lafalnya dengan kata lain, tetapi berbeda ejaan dan maknanya.
• Contoh Pada masa itu masa telah memenuhi stadion ini.
• Masa berarti waktu
• Massa berarti kumpulan orang yang banyak sekali.
Homograf: adalah kata yang tulisannya sama, tetapi ucapan dan maknanya berbeda.
• Contoh Letakkan teras kayu ini di teras rumahku
• Teras berarti a. bagian kayu yang keras
b. Lantai yang agak tinggi di depan rumah.
Hipernim: kata umum atau kata yang memiliki unsur lebih kecil.
*bunga
Hiponim: kata khusus atau kata yang menjadi bagian dari kata umum.
*melati,mawar,teratai,dll.
Intonasi: lagu kali.
Intrinsik: terkandung didalamnya.
Iklan: memasarkan kepada masyarakat baik orang,jasa yang dijual dan dipasang dimedia massa atau tempat umum.
Imbauan: permintaan,serua atau ajakan.*jangan merokok disini.
Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membaca Puisi:
1.Intonasi meliputi:
-Tempo;Cepat lambatnya suara.
-Irama; keras lembutnya suara.
-Nada; tinggi rendahnya suara.
-Jeda; berhenti sementara.
-Aksentuasi; tekanan suara.
2.Ekspresi:
-mimik ; gerak wajah
-pantomimik; gerak tubuh
3.Penampilan:
Rambu-rambu membaca Puisi;
//=berhenti sebentar(,)
/ =berhenti (.)
↗=Intonasi naik
↘=intonasi turun
¿=langsung pad bait berikutnya.
Karakteristik: sifat atau watak yang dimiliki oleh seseorang.
Konotasi: makna kiasan.
Kurikulum: perangkat mata pelajaran yang diajarkan.
Kalimat Aktif: yaitu kalimat yang subyeknya melakukan pekerjaan.
Contoh: 1. Transitif. Kakak memupuk tanaman
S P O
2. Intransitif. Adik menangis
S P
Kalimat Pasif: Yaitu kalimat yang subjeknya dikenal perbuatan atau suatu tindakan.
Contoh: Pasif bentuk di Koran itu dibaca oleh Ayah
S P O
Kalimat Majemuk: adalah kalimat yang dibentuk dari penggabungan dua kalmia tunggal atau lebih.
Kalimat Majemuk Setara: adalah gabungan dua kalimat tunggal atau lebih yang kedudukan tiap-tiap unsurnya setara atau sederajat.
Kalimat Majemuk Bertingkat: kalimat majemuk yang bagian-bagian kalimatnya tidak sederajat atau tidak setara.
Kalimat Majemuk Campuran: adalah gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat yang sekurang-kurangnya dibentuk oleh tiga pola kalimat tunggal.
Karmina: pantun yang hanya terdiri dua baris.
Klimaks: ungkapan yang semakin lama semakin meningkat *materi itu perlu kamu catat,dipahami dan dikuasai
*bajumu bagus baunya harum.
Kalimat tidak langsung/kalimat berita:
*pak guru mengatakan bahwa besok ada ulangan
Bahasa Indonesia.
Kalimat langsung:
“Anak-anak besok ada ulangan Bahasa Indonesia,” kata pak guru.
Lugas: apa adanya.
Latar: keterangan mengenai tempat,waktu dan suasana dalam cerita.
Legenda: cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah/asal usul terjadinya suatu tempat/daerah.
Membaca memindai: adalah kegiatan membaca untuk menemukan informasi dari suatu bacaan secara tepat dan cepat.Contoh:mencari buku telepun,buku berindeks dan lain-lain.
Membaca sekilas: adalah kegiatan membaca teks bacaan pada bagian yang penting-penting saja/pokok.
Membaca nyaring: adalah kegiatan membaca yang dilakukan bersama-sama dengan orang lain dalam menangkap makna sebuah tulisan.
Mimik: peniruan dengan gerak-gerik raut muka.
Mite: cerita yang mengandung hal-hal gaib atau ajaib dan pada umumnya ditokohi oleh dewa.(yang berhubungan
*Zaman terciptanya karya sastra.
Mitos: cerita gaib.
Majas: bahasa kias yang dapat menghidupkan dan meniungkatkan efek atau kesan sehingga menimbulkan konotasi tertentu.
Memo: bentuk komonikasi yang berisi saran/pesan singkat.
Manfaat Menulis Buku Harian:
*Mengembangkan daya nalar *kreatifitas dalam menulis *membentuk keberanian dan percaya diri *sebagai wahana introspeksi diri.
Menyunting Karangan:
Memperbaiki kesalahan dalam hal penulisan baik orang lain atau dirisendiri,yaitu ejaa,tanda baca,pilihan kata,diksi, keefektifan kalimat,sistematika penyajian/kebulatan wacana.
Macam-macam bentuk karya sastra ada 5 (Lima) Puisi, Prosa, drama, cerpen dan novel.
Nada: merupakan sikap penyair atau pengarang terhadap pembaca.
Opera: adalah bentuk drama panggung yang seluruhnya atau sebagaian dinyanyikan dengan iringan orkes atau musik instrumentalia.
Poin of view/sudut pandang: posisi pengarang dalam membawakan cerita (sudut pandang).
Penokohan: cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita.
Pantun: adalah jenis puisi lama peninggalan masyarakat melayu.
Prestasi: hasil yang telah dicapai dari yang lalu dilakukan atau dikerjakan.
Presenter: adalah pembawa acara.
Produser: adalah pengusaha film, teater, televise atau radio.
Paragraf: tulisan yang terdiri dari sejumlah kalimat untuk menyampaikan suatu informasi dengan ide pokok sbg pengendalinya.
Polisemi: kata yang memiliki arti banyak
*Udara:cuaca,suasana,
*Hal penerbangan.
Persuasi: parangan yg bertujuan membujuk supaya orang lain bisa di pengaruhi.
Poster: plakat yang dipasang ditempat umum biasanya pemberitahuan tentang tujuan.
Piyorasi: perubahan makna yang asalnya nilainya tinggi menjadi rendah
*Permaisuri>istri>bini.
Puisi: bentuk ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang emajinasi panca indra dalam susunan kata yang berirama.
Puisi Lama: cirri-ciri puisi lama sebagai berikut:
a. Tidak dikenal nama pengarangnya(Anonim)
b. Merupakan kesastraan lisan (disampaikan dari mulut kemulut).
c. Sangan terikat oleh syarat-syarat puisi.
Puisi Lama dan macam-macamnya:
a. Mantra adalah susunan kata berunsur puisi (seperti rima, irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib lainnya.
b. Pepatah adalah kiasan tentang keadaan atau kelakuan seseorang. Biasanya menggunakan kalimat “Tong kosang nyaring bunyinya”
c. Ungkapan adalah kiasan tentang keadaan atau kelakuan seseorang. Biasanya menggunakan sepatah kata atau frasa. “ Perut karet, keras hati, keras kepala, termakan benar”.
d. Perumpamaan adalah kalimat yang mengungkapkan keadaan atau kelakuan seseorang dengan alam sekitarnya. Biasanya menggunakan kata ibarat,bak, bagai.
e. Ibarat adalah perumpamaan yang diberi penjelas. “Bagai kerakat tumbuh di batu, hidup segan mati tak mau”.
f. Pemeo adalah kata-kata yang mengandung dorongan semangat atau yang mengandung ejekan. Contoh sekali merdeka tetap merdeka.
g. Pantun adalah merupakan puisi asli Indonesia yang terdiri atas empat baris. Syarat-syarat pantun sebagai berikut:
1. Tiap bait terdiri atas empat larik
2. Tiap larik terdiri atas 8-12 suku kata.
3. Bersajak a-b-a-b.
4. Dua larik pertama berupa sampiran, dua baris terakhir sebagai isi.
h. Gurindam adalah puisi lama yang terdiri dari dua baris yang menjalin makna sebab akibat, berisi nasihat, dan berima sama.
i. Talibun adalah puisi lama seperti pantun, tetapi banyaknya baris dalam tiap bait lebih dari empat baris, dan banyak barisnya selalu genap. Contoh:
Elok rupanya kumbsng janti,
Dibawa itik pulang petang.
Tidak terkata besar hati,
Melihat ibu sudah dating.
j. Syair adalah puisi yang terdiri atas empat baris dalam tiap bait, tiap baris terdiri atas 4-5 kata, tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata, pada umumnya berima a-a-a-a, dan semuanya merupakan isi.
Contoh:
Berhentilah kisah raja Hindustan,
Tersebutlah pula suatu pekerjaan,
Abdul Hamid Syah paduka Sultan,
Dudukllah baginda bersuka-suka
………………
k. Seloka adalah sederetan pantun yang saling berhubungan,. Baris kedua dan keempat suatu bait menjadi baris pertama dan ketiga bait berikutnya. Seloka terdiri atas empat larik berima –a-a-a-a, terdiri atas sampiran dan isi seperti pantun serta dapat berdiri sendiri tanpa ada hubungan antara sampiran dan isi. Seloka disebut juga pantun berangkai.
Contoh:
Jalan-jalan sepanjang jalan,
Singgah menyinggah di pagar orang.
Pura-pura mencari ayam,
Ekor mata dianak orang.
Singgah-menyinggah di pagar orang,
Enak bicara sambil berjalan.
Ekor mata di anak orang,
Bias untung mendapat kenalan.
l. Karmina adalah pantun yang terdiri atas dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi.
Contoh:
Sudah gaharu cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula.
Puisi Baru dan macam-macamnya: puisi baru adalah puis yang tidak terikat aturan-aturan tertentu seperti pada puisi lama. Pengarang mendapat kebebasan dengan segala Licentia poetica-nya.
a. Distikon adalah jenis puisi baru yang tiap bait terdiri atas dua baris.
Contoh: “ Hang Tuah” Karya Amir Hamzah
b. Terzina adalah jenis puisi baru yang tiap bait terdiri atas tiga baris.
Contoh: “ Cinta” Karya Sanusi Pane.
c. Kuatrin adalah jenis puisi baru yang tiap bait terdiri atas empat baris.
Contoh: “Sebab Dikau” Karya Amir Hamzah.
d. Kuin adalah jenis puisi baru yang tiap bait terdiri atas lima baris.
Contoh: “Hanya Kepada Tuan” Karya Or Mandank.
e. Sektet adalah jenis puisi baru yang tiap bait terdiri atas enam baris.
Contoh: “Jiwa Telah Meranggas” Karya Armiyn Pane.
f. Septima adalah jenis puisi baru yang tiap bait terdiri atas tujuh baris.
Contoh: “Gunung” Karya Intoyo.
g. Stanza atu oktaf adalah jenis puisi baru yang tiap bait terdiri atas delapan baris.
Contoh: “Awan” Sanusi Pane.
h. Soneta adalah jenis puisi baru yang tiap bait terdiri atas empat belas baris. Soneta berasal dari Italia, dimulai abad XIII oleh Dante. Pelopor Soneta Indonesia ialah Muhamad Yamin. Pengarang Soneta yang lain ialah Sanusi Pane, Rustam Effendi, dan Sultan Takdir Alisyahbana.
Ciri-ciri sonata sebagai berikut:
1. Tiap bait terdiri atas empat belas baris.
2. Terbagi atas dua kuatrin dan dua terzina.
3. Dua Kuatrin sebagai sampiran dan dua terzina sebagai isi.
4. Peralihan dari sampiran keisi disebut volta.
5. Rumus rimanya:
abba >>> sampiran
abba >>> sampiran
cde >>> kesimpulan
cde >>> kesimpulan
Contoh: “pagi-pagi” Karya Muhammad Yamin
i. Sajak bebas: adalah sajak yang tidak terikat oleh banyaknya baris dan jumlah suku kata.
Contoh: “Rindu dendam” Karya J.E Tatengkeng.
Rima: bunyi akhir baris pertama sama denga bunyi baris ketiga dan bunyi baris kedua sama dengan bunyi baris keempat.
Sudut pandang: posisi pengarang dalam membawakan cerita.
Sajak: adalah gubahan sastra yang berbentuk puisi.
Sendra tari: adalah seni drama dan tari.
Sutradara: adalah orang yang memberi pengarahan dan bertanggung jawab atas masalah artistik dan teknis dalam pementasan drama, pembuatan film dan sebagainya.
Syair: puisi yang bersajak a-a-a-a dan semua baris berupa isi.
Sastra: kata-kata gaya bahasa.
Sastra di bagi 2 yaitu 1. Karya Sastra lama. 2. KaryaSastra modern.
Struktur Fisik Puisi:
1.Diksi;pilihan kata yang tepat,padat.
2.Baris,sebagai pencipta efek artistic dan pembangkit makna.
3.Rima/sajak; pengulangan bunyi yang sama dalam puisi.
4.Topografi/sanjak atau bait; penataan baris yang baik.
Struktur Batin Puisi:
1.Tema; ide dasar.
2.Feeling; sikap penyair terhadap pembaca.
3.Subject mather; pokok pikiran yang disampaikan penyair lewat puisinya.
4.Sense;sesuatu yang di ciptakan penyair melalui puisinya.
Sinonim: persamaan kata *karena=sebab
Slogan: kalimat pendek yang menarik dan mudah diingat *hemat pangkal kaya.
Surat: sarana komunikasi tertulis dari satu pihak kepihak lain.
Sinestesia: perubahan makna akibat pertukaran rasa antara dua indra yang berbeda *wajahnya sangat manis.
Sudut Pandang: posisi pengarang dalam cerita ;
Ada orang pertama “aku’saya”
Orang kedua’kamu’
Orang ketiga’dia’ia’
Talibun: pantun yang terdiri 8 baris.
Tema: inti atau ide dasar sebuah cerita.
Teater: dalah pementasan drama sebagai suatu seni atau profesi; seni drama; sandiwara; drama.
Tokoh utama/protagonist: yaitu tokoh yang mendukung cerita.
Tokoh antagonis: yaiti tokoh penentang cerita.
Tokoh pendamping/tritagonis: yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonist maupun antagonis.
Tragedi: cerita yang menyedihkan.
Unsur-unsur intrinsik dalam dongeng:
a.Tema b.Alur c.Latar d.Penokohan e.Sudut pandang f.Amanat. dengan mitos)
Unsur Intrinsik: unsur yang membangun cerita dari dalam seperti;
1.Tema;pokok masalh dalam cerita.
2.Tokoh/perwatakan;protagonis,antagonis,tritagonis,figure.
3.Setting/Latar; tempat,suasana,dan waktu terjadinya peristiwa.
4.Plot/Alur; Alur maju,alur mundur,alur campuran.
5.Konflek; Pertikaian/perselisian.
6.Sudut pandang;posisi pengarang dalam cerita.
Unsur Ekstrinsik: unsur yang memengaruhi cerita dari luar seperti,
*latar belakang pengarang.

Perlu diingat !
Yang anda ketahui Majas dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Majas Perbandingan,
a. Personifikasi ialah Majas yang melukiskan sesuatu dengan meletkan sifat-sifat manusia pada benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia atau mahluk hidup.
Contoh. Hatinya berkata bhwa perbuatan ini tidak boleh dilakukan.
b. Metafora ialah Majas yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampirsama
Contoh. Raja siang telah keluar dari balik awan.
c. Alegori ialah Majas yang berupa suatu cerita singkat dan mengandung kiasan atau lambang
contoh. Berhati-hatilah dalam mengemudikan bahtera kehidupan keluargamu sebab batu karang dan gelombang setiap saat dapat menghadang.
d. Perumpamaan atau semile ialah Majas yang berupa perbandingan antara dua hal yang pada dasarnya berlainan tetapi sengaja dianggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dinyatakan dengan kata: Bagai, seperti, laksana, sebagai, bagaikan, dan lain-lain. Contoh, Bagaikan pungguk merindukan rembulan.
Pemuda itu ingin mempersunting putri Raja.
2. Majas Pertentangan,
a. Hiper Bola, ialah Majas yang menggambarkan sesuatu dengan ungkapan yang melebih-lebihkan Contoh, Darahnya mendidih mendengar penghinaan itu.
b. Litotes, ialah Majas yang menggunakan pernyataan yang di kecil-kecilkan atau dikurangi dari kenyataan dengan maksud merendahkan diri. Contoh, Perjuangan ini hanyalah setitik air dalam samudra luas.
c. Ironi, ialah Majas sindiran halus berupa pernyataan yang maknanya bertentangan dengan makna sebenarnya. Contoh, Bersih benar kelas ini, banyak sekali kertas berserakan ( kotor).
d. Sarkasme, ialah Majas sindiran yang paling kasar dengan menggunakan kata-kata yang dianggap tidak sopan. Contoh, Hei bangsat…….sebaiknya kau keluar dari sini!.
e. Klimaks, ialah Majas pertentangan yang mengandung urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya dari gagasan-gagasan sebelumnya. Contoh, Dari latihan lari sampai menendang bola dilakukannya dengan senang hati.
f. Anti Klimaks, ialah Majas pertentangan yang berisi gagasan-gagasan yang diurutkan dari yang terpenting berturut-turut kegagasan yang kurang penting. Contoh, tinjunya yang keras, tba-tiba melemah, dan akhirnya menyerah.
g. Paradoks, ialah majas pertentangan yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Contoh, ia kesepian ditengah keramaian kota Jakarta.
h. Sinisme, ialah Majas sindiran yang mengandung makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya. Majas ini mirip dengan Majs Ironi, tetapi lebih kasar. Contoh, Manis benar mulutnya, semua orang pasti kena cela!.
i. Antifrasis, ialah majas yang mempergunakan sebuah kata dengan makna kebalikannya. Antifrasis akan dapat diketahui dan dipahami dengan jelas bila pembaca benar-benar dihadapkan pada kenyataan bahwa yang dimaksud dalam perkataan tersebut adalah sebaliknya. Apabila tidak diketahui secara pasti, Majas itu disebut sebagai ironi. Contoh, Tepuk tangan buat sibintang lapangan! ( maksudnya pemain yang paling buruk dilapangan).
3. Majas Pertautan.
a. Metonimia, ialah Majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang, atau hal sebagai penggantinya. Contoh, Presiden naik garuda (pesawat) keluar negeri.
b. Sinekdoke, ialah majas yang menyebutkan nama sebagian sebagai pengganti nama keseluruhan ( Pars pro toto) atau nama keseluruhan sebagai pengganti nama sebagian (Totem pro parte). Contoh, Pertandingan sepakbola antara Jakarta dan Bandung menarik banyak perhatian. (Totem pro parte) Setiap kepala dikenai iuran sebesar Rp.5.000,- (Pars pro toto).
c. Alusio, ialah majas yang menunjukkan secara tidak langsung pada peristiwa atau tokoh berdasarkan pra anggapan adanya pengetahuan bersama (pengarang dan pembaca) atau majas yang mempergunakan peribahasa atau ungkapan yang sudah lazim digunakan dan kemampuan pembaca menangkap pengacuan itu. Contoh, 1. Peristiwa 12 Mei itu jangan sampai terulang lagi. 1. Kangan seperti kura-kura dalam perahu.
d. Eufemisme, ialah majas yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, dianggap merugikan atau tidak menyenangkan. Contoh, Pejabat itu dibebas tugaskan ( dipecat ) karena kesalahannya.
Membaca nyaring yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut!
a. Intonasi. Kalimat demi kalimat dibaca dengan intonasi yang tepat,. Intonasi kalimat meliputi tinggi rendah atau naik turunnya nada kalimat, tekanan serta cepat lambatnya pembacaan.
b. Jeda, Pemenggalan frasa atau klausa harus tepat sehingga tidak menimbulkan makna ambigu dan dapat dipahami oleh pendengar.
c. Pelafalan, Kata-kata harus dilafalkan dengan tepat dan jelas.
d. Volume suara, Keras lemahnya suara harus disesuaikan dengan banyaknya pendengar dan besar kecilnya tempat. Suara jangan terlalu keras atau terlalu lemah. Suara harus dapat ditangkap dengan baik oleh pendengar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar